Thursday, March 13, 2008

Menang Lomba Puisi Kecil-kecilan

Pagi-pagi sekali terbangun oleh suara telpon yang ndak berhenti berbunyi. Saya terbangun, mengangkat telepon, lalu menyempatkan diri menghidupkan komputer, buka browser, buka email.. eeh.. ada email berisi pengumuman yang masuk : Pengumuman Lomba Puisi Berantai bla bla bla bla... Lomba puisi kecil-kecilan yang dilaksanakan Blogger Makassar bulan Februari 2008 yang lalu.
Maka saya bukalah email pengumuman itu.
Huaaa.. ada nama saya di sana! Di urutan pertama, pula!! Uwooo.. ndak nyangka. ^^ Meski hadiahnya ndak besar (cuma 1 MP3 Player, Buku-buku pilihan, Stiker, dan Banner), saya tetap saja senang.

Ndak nyangka bisa menang! (pesertanya banyak sekali memasukkan puisi-puisinya). Dan saya merasa puisi saya bukan apa-apa. Ini ada sebagian yang saya ikutkan :

...
ah, tapi semua rindu tenggelam pada diamku bagaimana aku mampu jauh jika suara merdumu jadi penguji setiaku jika sorot matamu teduhkan lelah sanubari dan lembut jemari buyarkan semua janji
...
(disambung oleh peserta lain.. dst.)
...
aku kejam memang menawarkan sebentang-sebentang, bukan semua sejauh pandang dan aku pecundang memang, yang mungkin karena sebentang-sebentang sedetik saja tak pernah dipandang
...

...
diam saja mengamati deras air hanyutkan semua cerita mimpi pada satu muara, aku menanti aku dan diam ini akan segera mati
...

...
kelak pada malam-malam persuaan dengan bulan bintang adalah gugusan temaram kenangan beradu padu pada impian padamu yang riak hatinya menentang kelam
...

...
darinya tersadar pula jiwa ada yang salah dengan kita, pada cinta dan kepala terlena cita biar saja kecewa kita bukan bintang di langit melata
...

...
maka kenanglah seperti kunang mengenang siang pada malam temaram atau gelap kelam pada esok atau mungkin pada lusa datang sinar kecilnya runtuhkan hatimu karam
...

...
kau tau hati itu menyimpan raga yang lain untuk nafasnya sendiri merangkul kesendirian untuk jiwanya yang lain detik yang lain semua datanglah mencuri dengan akal bebal dan kekal
...

...
namun kapan datangnya riak itu, kanda? rasa yang ada tak 'kan pernah dilambainya mesra biarlah gugusan kata ini melempar makna sepelemparan waktu di depan kita kan mengusung asa
...

...
lalu jika ini cinta mengapa kita diam saja terutama kau terbelenggu oleh kesenanganmu sendiri aku pun menanti, jika kau tahu ...

Anda yang membacanya pasti akan gele'-gele' seperti saya.
Ya, kan??!

1 comment:

ze... said...

selamat ya...
mudah2an sukses yang lebih besar menyusul...