Tuesday, October 04, 2005

pusar-pusar sampah

Puisi-puisi diam
Dalam sajak-sajak invisi yang buram

Hanya bahasa-bahasa hati yang mampu pahami
Dalam ruang-ruang kosong di kalbu, yang sengaja kita sisihkan 'tuk sesekali menampung suara-suara kecilnya
Dalam cahaya-cahaya remang lilin kamar, yang sesekali kita nyalakan dalam gelap-pekat malam 'tuk lihat ujud nyatanya

Hanya tangis yang bisa berubah
Ketika rongga-rongga dada tak lagi mampu hangatkan tubuh kita
Hanya senyum yang bisa tenangkan
Ketika riak-riak kecil hati t'lah menjadi badai dan bandang yang menghancurkan
Dengarlah, kita tertawa
Sesekali terduduk, bersila, atau melipat lutut di depan dada
Tataplah, tajam, kita tersenyum
Sambil terus melirik ke arah kaki yang tak lagi patah, tak lagi pincang

Peluklah aku, tahtakan leherku dengan kalungan lenganmu
Biar ku artikan kata-kata ini tanpamu
Hingga ku sadar aku adalah kalbu yang kosong

No comments: