Tuesday, October 11, 2005

surat untuk kawan --- sebuah curahan dan rintihan sepi ---

Hari ini aku lebih banyak diam
Tidak seperti kemarin-kemarin.
Mungkin kita tahu tentang jalan yang sama pernah kita lalui
Likunya begitu tajam, seperti hendak gulingkan kita ke sisi-sisinya yang berduri.
Tapi kita tidak menangis, meski dua tiga kali kita terjerembab, terhantam pohon, tergores ranting yang berdiri satu meter di tepinya.
Jika ku merintih, kau bangunkanku
dan kita terus berjalan
lagi
dan lagi...

tapi kini kita sudah lewati persimpangan
dan kita sudah memilih
kau sendiri, kan sudah tahu, kita sudah berbeda memilih?
Lalu kita lanjutkan berjalan, meski kini sendiri-sendiri.
Pasti tidak enak rasanya berjalan sendiri, kan?
Aku sudah rasakan, waktu ku terjatuh, betapa sulitnya berdiri sendiri
Hingga harus kubuang waktuku tuk hilangkan sakit,
Lalu mulai berjalan lagi.
Lagi
Dan lagi...

Aku kangen berjalan lagi denganmu
Kaki ini terlalu sakit menopang berat tubuhku sendiri
Ku ingin kau bantu ku berjalan dengan pundakmu mengangkat lengan dan tubuhku.
Aku juga kangen mendengar cerita-ceritamu.
Ketika kita berjalan bersama, kau sering bercerita tentang hidupmu,
Yang terkadang sedih,
Namun selalu buatku tersenyum.
Ada yang perhatikanku saat itu
Kamu, Kawan...

Tapi, kawan, jalan ini terlalu jauh.
Padahal aku merasa sudah lama berjalan setelah persimpangan itu.
Tapi tidak juga aku sampai di tujuanku.
Ah, mungkin saja aku lupa tujuanku
Atau aku sudah salah jalur.
Aku tidak tahu, Kawan.
Kuharap kelak kita berpapasan di jalan yang menyilang
Tapi aku tidak tahu di mana itu.
Bahkan ku tidak yakin, apa persilangan itu ada.
Tapi kuharap, jika itu ada, kita kan bertemu di sana
Lalu kau arahkanku di jalan yang benar,
hingga ku bisa berjalan sendiri.

Tapi, kawan, maaf, aku terlalu lelah hari ini.
Semoga di mimpi kita bertemu
Lalu kau menyapaku
Meski ku tak yakin kau masih mengenalku.
Salam hangat penuh lelah,

Sahabatmu....

No comments: